Minggu, 15 November 2015

KRITIK ARSITEKTUR



K R I T I K D E S K R I P T I F

• Dibanding Metode Kritik Lain Descriptive Criticism Tampak Lebih Nyata
(Factual)
• Deskriptif Mencatat Fakta-Fakta Pengalaman Seseorang Terhadap
Bangunan Atau Kota
• Lebih Bertujuan Pada Kenyataan Bahwa Jika Kita Tahu Apa Yang
Sesungguhnya Suatu Kejadian Dan Proses Kejadiannya Maka Kita
Dapat Lebih Memahami Makna Bangunan.
• Lebih Dipahami Sebagai Sebuah Landasan Untuk Memahami
Bangunan Melalui Berbagai Unsur Bentuk Yang Ditampilkannya
• Tidak Dipandang Sebagai Bentuk To Judge Atau To Interprete. Tetapi
Sekadar Metode Untuk Melihat Bangunan Sebagaimana Apa Adanya
Dan Apa Yang Terjadi Di Dalamnya.

K R I T I K I N T E R P R E T I F

• Kritikus Sebagai Seorang Interpreter Atau Pengamat Yang Sangat Personal
• Bentuk Kritik Cenderung Subjektif Namun Tanpa Ditunggangi Oleh Klaim Doktrin, Klaim Objektifitas
Melalui Pengukuran Yang Terevaluasi.
• Mempengaruhi Pandangan Orang Lain Untuk Bisa Memandang Sebagaimana Yang Kita Lihat
• Menyajikan Satu Perspektif Baru Atas Satu Objek Atau Satu Cara Baru Memandang Bangunan
(Biasanya Perubahan Cara Pandang Dengan “Metafor” Terhadap Bangunan Yang Kita Lihat)
• Melalui Rasa Artistiknya Mempengaruhi Pengamat Merasakan Sama Sebagaimana Yang Ia Alami
• Membangun Satu Karya “Bayangan” Yang Independen Melalui Bangunan Sebagaimana Miliknya,
Ibarat Sebuah Kendaraan.






K R I T I K I M P R E S S I O N I S T I K

• Seniman Mereproduksi Karyanya Sendiri Atau Orang Lain Dengan Konsekuensi
Adanya Kejemuan, Sedang Kritik Selalu Berubah Dan Berkembang
• Kritik Impressionis Adakalanya Dipandang Sebagai Parasit
• Kritik Impressionis Menggunakan Karya Seni Atau Bangunan Sebagai Dasar Bagi
Pembentukan Karya Keseniannya
• Karya Yang Asli Berjasa Bagi Kritik Sebagai Area Eksplorasi Karya-Karya Baru Dan
Berbeda
• Kecantikan, Memberi Kepada Penciptaan Unsur Yang Universal Dan Estetik,
Menjadikan Kritikus Sebagai Kreator, Dan Menghembuskan Ribuan Benda Yang
Berbeda Yang Belum Pernah Hadir Dalam Benaknya, Yang Kemudian Terukir Pada
Patung-Patung, Terlukis Pada Panel-Panel Dan Terbenam Dalam Permata-Permata.
KRITIK IMPRESIONISTIK DAPAT BERBENTUK :

• Verbal Discourse : Narasi Verbal Puisi Atau Prosa
• Caligramme : Paduan Kata Membentuk Silhouette
• Painting : Lukisan
• Photo Image : Imagi Foto
• Modification Of Building : Modifikasi Bangunan
• Cartoon : Focus Pada Bagian Bangunan
Sebagai Lelucon
K E R U G I A N
KERUGIAN :
• Kritik Seolah Tidak Berkait Dengan Arsitektur
• Interpretasi Menjadi Lebih Luas Dan Masuk Dalam Wilayah Bidang Ilmu Lain
• Pesan Perbaikan Dalam Arsitektur Tidak Tampak Secara Langsung
• Menghasikan Satu Interpretasi Yang Bias Tentang Hakikat Arsitektur.
H A K I K A T K R I T I K



N O R M A T I F

• Hakikat Kritik Normatif Adalah Adanya Keyakinan (Conviction)
Bahwa Di Lingkungan Dunia Manapun, Bangunan Dan Wilayah
Perkotaan Selalu Dibangun Melalui Suatu Model, Pola, Standard
Atau Sandaran Sebagai Sebuah Prinsip.
• Melalui Suatu Prinsip, Keberhasilan Kualitas Lingkungan Buatan
Dapat Dinilai
• Suatu Norma Tidak Saja Berupa Standard Fisik Yang Dapat
Dikuantifikasi Tetapi Juga Non Fisik Yang Kualitatif.
• Norma Juga Berupa Sesuatu Yang Tidak Konkrit Dan Bersifat Umum
Dan Hampir Tidak Ada Kaitannya Dengan Bangunan Sebagai
Sebuah Benda Konstruksi.
J E N I S – J E N I S M E T O D A
K R I T I K N O R M A T I F
Karena kompleksitas, abstraksi dan kekhususannya kritik
normatif perlu dibedakan dalam metode sebagai berikut :
• Metoda Doktrin ( satu norma yang bersifat general,
pernyataan prinsip yang tak terukur)
• Metoda Sistemik ( suatu norma penyusunan elemenelemen yang saling berkaitan untuk satu tujuan)
• Metoda Tipikal ( suatu norma yang didasarkan pada model
yang digenralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik)
• Metoda Terukur ( sekumpulan dugaan yang mampu

mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif)

M E T O D A K R I T I K D O K T R I N A L
• Doktrin sebagai dasar dalam pengambilan keputusan desain arsitektur
yang berangkat dari keterpesonaan dalam sejarah arsitektur.
• Sejarah arsitektur dapat meliputi : Nilai estetika, etika, ideologi dan
seluruh aspek budaya yang melekat dalam pandangan masyarakat.
• Melalui sejarah, kita mengenal :
Form Follow Function - Function Follow Form
Form Follow Culture - Form Follow World View
Less is More - Less is Bore
Big is beauty – Small is beauty
Buildings should be what they wants to be
Building should express : Structure, Function, Aspiration, Construction
Methods, Regional Climate and Material
Ornament is Crime - Ornament makes a sense of place, genius loci or
extence of architecture.
• Doktrin bersifat tunggal dalam titik pandangnya dan biasanya mengacu
pada satu ‘ISME’ yang dianggap paling baik.
K E R U G I A N M E T O D A K R I T I K
D O K T R I N A L

• Mendorong Segala Sesuatunya Tampak Mudah
• Mengarahkan Penilaian Menjadi Lebih Sederhana
• Menganggap Kebenaran Dalam Lingkup Yang Tunggal
• Meletakkan Kebenaran Lebih Kepada Pertimbangan Secara
Individual
• Memandang Arsitektur Secara Partial
• Memungkinkan Tumbuhnya Pemikiran Dengan Kebenaran Yang
“Absolut”
• Memperlebar Tingkat Konflik Dalam Wacana Teoritik Arsitektur
H A K I K A T M E T O D A  K R I T I K T E R U K U R

• Kritik Pengukuran menyatakan satu penggunaan bilangan atau angka hasil berbagai macam observasi sebagai
cara menganalisa bangunan melalui hukum-hukum matematika tertentu.
• Norma pengukuran digunakan untuk memberi arah yang lebih kuantitatif. Hal ini sebagai bentuk analogi dari ilmu
pengetahuan alam.
• Pengolahan melalui statistik atau teknik lain akan mengungkapkan informasi baru tentang objek yang terukur dan
wawasan tertentu dalam studi.
• Bilangan atau standard pengukuran secara khusus memberi norma bagaimana bangunan diperkirakan
pelaksanaannya.
• Standardisasi pengukuran dalam desain bangunan dapat berupa :
Ukuran batas minimum atau maksimum, Ukuran batas rata-rata (avarage), Kondisi-kondisi yang dikehendaki
Contoh : Bagaimana Pemerintah daerah melalui Peraturan Tata Bangunan menjelaskan beberapa sandard
normatif : Batas maksimal ketinggian bangunan, sempadan bangunan, Luas terbangun, ketinggian pagar yang
diijinkan
• Adakalanya standard dalam pengukuran tidak digunakan secara eksplisit sebagai metoda kritik karena masih
belum cukup memenuhi syarat kritik sebagai sebuah norma
Contoh :
Bagaimana Huxtable menjelaskan tentang kesuksesan perkawinan antara seni di dalam arsitektur dengan bisnis
investasi konstruksi yang diukur melalui standardisasi harga-harga.
• Norma atau standard yang digunakan dalam Kritik pengukuran yang bergantung pada ukuran
minimum/maksimum, kondisi yang dikehendaki selalu merefleksikan berbagai tujuan dari bangunan itu sendiri.
• Tujuan dari bangunan biasanya diuraikan dalam tiga ragam petunjuk sebagai beikut:
Tujuan Teknis ( Technical Goals)
Tujuan Fungsi ( Functional Goals)
Tujuan Perilaku ( Behavioural Goals)
T U J U A N T E K N I S
M E T O D E K R I T I K T E R U K U R

• Kesuksesan bangunan dipandang dari segi standardisasi ukurannya secara teknis
Contoh :
Sekolah, dievaluasi dari segi pemilihan dinding interiornya. Pertimbangan yang
perlu dilakukan adalah :
1. Stabilitas Struktur
• Daya tahan terhadap beban struktur
• Daya tahan terhadap benturan
• Daya dukung terhadap beban yang melekat terhadap bahan
• Ketepatan instalasi elemen-elemen yang di luar sistem
2. Ketahanan Permukaan Secara Fisik
• Ketahanan permukaan
• Daya tahan terhadap gores dan coretan
• Daya serap dan penyempurnaan air
3. Kepuasan Penampilan dan Pemeliharaan
• Kebersihan dan ketahanan terhadap noda
• Timbunan debu


T U J U A N F U N G S I
M E T O D E K R I T I K T E R U K U R


Berkait pada penampilan bangunan sebagai lingkungan
aktifitas yang khusus maka ruang harus dipenuhi melalui
penyediaan suatu area yang dapat digunakan untuk
aktifitas
Pertimbangan yang diperlukan :
• Keberlangsungan fungsi dengan baik
• Aktifitas khusus yang perlu dipenuhi
• Kondisi-kondisi khusus yang harus diciptakan
• Kemudahan-kemudahan penggunaan,
• Pencapaian dan sebagainya.

T U J U A N P E R I L A K U
M E T O D E K R I T I K T E R U K U R


• Bangunan tidak saja bertujuan untuk menghasilkan lingkungan yang dapat berfungsi dengan baik tetapi juga lebih
kepada dampak bangunan terhadap individu dan Kognisi mental yang diterima oleh setiap orang terhadap
kualitas bentuk fisik bangunan. Behaviour Follow Form
• Lozar (1974), Measurement Techniques Towards a Measurement Technology in Carson, Daniel,(ed) “ManEnvironment Interaction-5” Environmental Design Research Association, menganjurkan sistem klasifikasi ragam
elemen perilaku dalam tiga kategori yang relevan untuk dapat memandang kritik sebagai respon yang dituju :
Persepsi Visual Lingkungan Fisik
• Menunjuk pada persepsi visual aspek-aspek bentuk bangunan. Bahwa bentuk-bentuk visual tertentu akan
berimplikasi pada kategori-kategori penggunaan tertentu.
Sikap umum terhadap aspek lingkungan fisik
• Hal ini mengarah pada persetujuan atau penolakan rasa seseorang terhadap berbagai ragam objek atau situasi
• Hal ini dapat dipandang sebagai dasar untuk mengevaluasi variasi penerimaan atau penolakan lingkungan lain
terhadap keberadaan bangunan yang baru.
Perilaku yang secara jelas dapat diobservasi secara langsung dari perilaku manusia.
• Dalam skala luas definisi ini berdampak pada terbentuknya pola-pola tertentu (pattern) seperti : Pola pergerakan,
jalur-jalur sirkulasi, kelompok-kelompok sosial dsb.
• Dalam skala kecil menunjuk pada faktor-faktor manusia terhadap keberadaan furniture, mesin atau penutup
permukaan.
• Teknik pengukuran dalam evaluasi perilaku melalui survey instrumen-instrumen tentang sikap, mekanisme
simulasi, teknik interview, observasi instrumen, observasi langsung, observasi rangsangan sensor.
H A K I K A T M E T O D A
K R I T I K T Y P I K A L

• Studi tipe bangunan saat ini telah menjadi pusat perhatian teoritikus dan
sejarawan arsitektur karena desain menjadi lebih mudah dengan
mendasarkannya pada type yang telah standard, bukan pada innovative
originals (keaslian inovasi)
• Studi tipe bangunan lebih didasarkan pada kualitas, fungsi (utility) dan
ekonomi lingkungan arsitektur yang telah terstandarisasi dan terangkum
dalam satu typologi
• Menurut Alan Colquhoun (1969), Typology & Design Method, in Jencks,
Charles, “Meaning in Architecture’, New York: G. Braziller : Type
pemecahan standard justru disebut sebagai desain inovatif. Karena dengan
ini problem dapat diselesaikan dengan mengembalikannya pada satu
convensi (type standard) untuk mengurangi kompleksitas.
• March, Lionel and Philip Steadman (1974), The Geometry of Environment,
Cambridge : MIT Press, bahwa pendekatan tipopolgis dapat ditunjukkan
melalui tiga rumah rancangan Frank Lloyd Wright didasarkan atas bentuk
curvilinear, rectalinear dan triangular untuk tujuan fungsi yang sama.
• Typical Criticsm diasumsikan bahwa ada konsistensi dalam pola kebutuhan
dan kegiatan manusia yang secara tetap dibutuhkan untuk menyelesaikan
pembangunan lingkungan fisik



E L E M E N
K R I T I K T I P I K A L

Struktural (Struktur)
Tipe ini didasarkan atas penilaian terhadap lingkungan berkait dengan penggunaan material
dan pola yang sama.
• Jenis bahan
• Sistem struktur
• Sistem Utilitas dan sebagainya.
Function (Fungsi)
Hal ini didasarkan pada pembandingan lingkungan yang didesain untuk aktifitas yang sama.
Misalnya sekolah akan dievaluasi dengan keberadaan sekolah lain yang sama.
• Kebutuhan pada ruang kelas
• Kebutuhan auditorium
• Kebutuhan ruang terbuka dsb.
Form (Bentuk)
• Diasumsikan bahwa ada tipe bentuk-bentuk yang eksestensial dan memungkinkan untuk dapat
dianggap memadai bagi fungsi yang sama pada bangunan lain.
• Penilaian secara kritis dapat difocuskan pada cara bagaimana bentuk itu dimodifikasi dan
dikembangkan variasinya.
• Sebagai contoh bagaimana Pantheon telah memberi inspirasi bagi bentuk-bentuk bangunan
yang monumental pada masa berikutnya.
Menurut Mc. Donald (1976), The Pantheon, Cambridge: Harvard :
Secara simbolis dan ideologis Pantheon dapat bertahan karena ia mampu menjelaskan secara memuaskan
dalam bentuk arsitektur, segala sesuatunya secara meyakinkan memenuhi kebutuhan dan inspirasi utama
manusia. Melalui astraksi bentuk bumi dan imaginasi kosmos dalam bentuk yang agung. Arsitek Pantheon telah
memberi seperangkat simbol transedensi agama, derajad dan kekuatan politik.

K E U N T U N G A N M E T O D A
K R I T I K T I P I K A L

• Desain dapat lebih efisien dan dapat menggantungkan pada tipe
tertentu
• Tidak perlu mencari lagi panduan setiap mendesain
• Tidak perlu menentukan pilihan-pilihan visi baru lagi
• Dapat mengidentifikasi secara spesifik setiap kasus yang sama
• Tidak memerlukan upaya yang membutuhkan konteks lain.

K E R U G I A N M E T O D A
K R I T I K T I P I K A L

1. Desain hanya didasarkan pada solusi yang minimal
2. Sangat bergantung pada tipe yang sangat standard
3. Memiliki ketergantungan yang kuat pada satu type
4. Tidak memeiliki pemikiran yang segar
5. Sekadar memproduksi ulang satu pemecahan

A K I B A T Y A N G D I T I M B U L K A N
K R I T I K T I P I K A L

• Munculnya Semiotica dalam arsitektur, satu bentuk ilmu sistem tanda
(Science of sign systems) yang mengadopsi dari tipe ilmu bahasa. Walaupun
kemudian banyak pakar menyangsikan kesahihan tipe ini. Dan menyebut
Semiotica dalam arsitektur sebagai bentuk PSEUDO THEORITIC
• Munculnya Pattern Language sebagaimana telah disusun oleh Christoper
Alexander
• Banyak penelitian yang mengarah pada hanya sekadar penampilan bentuk
bangunan
• Lahirnya arsitektur yang tidak memiliki keunikan dan bangunan yang bersifat
individual.
• Munculnya satu bentuk tipikal arsitektur yang eternal dan menguasai daya
kreasi perancang
• Lahirnya periode historis suatu konsep menjadi sebuah paham yang bersifat
kolektif