Minggu, 15 November 2015

KRITIK ARSITEKTUR



K R I T I K D E S K R I P T I F

• Dibanding Metode Kritik Lain Descriptive Criticism Tampak Lebih Nyata
(Factual)
• Deskriptif Mencatat Fakta-Fakta Pengalaman Seseorang Terhadap
Bangunan Atau Kota
• Lebih Bertujuan Pada Kenyataan Bahwa Jika Kita Tahu Apa Yang
Sesungguhnya Suatu Kejadian Dan Proses Kejadiannya Maka Kita
Dapat Lebih Memahami Makna Bangunan.
• Lebih Dipahami Sebagai Sebuah Landasan Untuk Memahami
Bangunan Melalui Berbagai Unsur Bentuk Yang Ditampilkannya
• Tidak Dipandang Sebagai Bentuk To Judge Atau To Interprete. Tetapi
Sekadar Metode Untuk Melihat Bangunan Sebagaimana Apa Adanya
Dan Apa Yang Terjadi Di Dalamnya.

K R I T I K I N T E R P R E T I F

• Kritikus Sebagai Seorang Interpreter Atau Pengamat Yang Sangat Personal
• Bentuk Kritik Cenderung Subjektif Namun Tanpa Ditunggangi Oleh Klaim Doktrin, Klaim Objektifitas
Melalui Pengukuran Yang Terevaluasi.
• Mempengaruhi Pandangan Orang Lain Untuk Bisa Memandang Sebagaimana Yang Kita Lihat
• Menyajikan Satu Perspektif Baru Atas Satu Objek Atau Satu Cara Baru Memandang Bangunan
(Biasanya Perubahan Cara Pandang Dengan “Metafor” Terhadap Bangunan Yang Kita Lihat)
• Melalui Rasa Artistiknya Mempengaruhi Pengamat Merasakan Sama Sebagaimana Yang Ia Alami
• Membangun Satu Karya “Bayangan” Yang Independen Melalui Bangunan Sebagaimana Miliknya,
Ibarat Sebuah Kendaraan.






K R I T I K I M P R E S S I O N I S T I K

• Seniman Mereproduksi Karyanya Sendiri Atau Orang Lain Dengan Konsekuensi
Adanya Kejemuan, Sedang Kritik Selalu Berubah Dan Berkembang
• Kritik Impressionis Adakalanya Dipandang Sebagai Parasit
• Kritik Impressionis Menggunakan Karya Seni Atau Bangunan Sebagai Dasar Bagi
Pembentukan Karya Keseniannya
• Karya Yang Asli Berjasa Bagi Kritik Sebagai Area Eksplorasi Karya-Karya Baru Dan
Berbeda
• Kecantikan, Memberi Kepada Penciptaan Unsur Yang Universal Dan Estetik,
Menjadikan Kritikus Sebagai Kreator, Dan Menghembuskan Ribuan Benda Yang
Berbeda Yang Belum Pernah Hadir Dalam Benaknya, Yang Kemudian Terukir Pada
Patung-Patung, Terlukis Pada Panel-Panel Dan Terbenam Dalam Permata-Permata.
KRITIK IMPRESIONISTIK DAPAT BERBENTUK :

• Verbal Discourse : Narasi Verbal Puisi Atau Prosa
• Caligramme : Paduan Kata Membentuk Silhouette
• Painting : Lukisan
• Photo Image : Imagi Foto
• Modification Of Building : Modifikasi Bangunan
• Cartoon : Focus Pada Bagian Bangunan
Sebagai Lelucon
K E R U G I A N
KERUGIAN :
• Kritik Seolah Tidak Berkait Dengan Arsitektur
• Interpretasi Menjadi Lebih Luas Dan Masuk Dalam Wilayah Bidang Ilmu Lain
• Pesan Perbaikan Dalam Arsitektur Tidak Tampak Secara Langsung
• Menghasikan Satu Interpretasi Yang Bias Tentang Hakikat Arsitektur.
H A K I K A T K R I T I K



N O R M A T I F

• Hakikat Kritik Normatif Adalah Adanya Keyakinan (Conviction)
Bahwa Di Lingkungan Dunia Manapun, Bangunan Dan Wilayah
Perkotaan Selalu Dibangun Melalui Suatu Model, Pola, Standard
Atau Sandaran Sebagai Sebuah Prinsip.
• Melalui Suatu Prinsip, Keberhasilan Kualitas Lingkungan Buatan
Dapat Dinilai
• Suatu Norma Tidak Saja Berupa Standard Fisik Yang Dapat
Dikuantifikasi Tetapi Juga Non Fisik Yang Kualitatif.
• Norma Juga Berupa Sesuatu Yang Tidak Konkrit Dan Bersifat Umum
Dan Hampir Tidak Ada Kaitannya Dengan Bangunan Sebagai
Sebuah Benda Konstruksi.
J E N I S – J E N I S M E T O D A
K R I T I K N O R M A T I F
Karena kompleksitas, abstraksi dan kekhususannya kritik
normatif perlu dibedakan dalam metode sebagai berikut :
• Metoda Doktrin ( satu norma yang bersifat general,
pernyataan prinsip yang tak terukur)
• Metoda Sistemik ( suatu norma penyusunan elemenelemen yang saling berkaitan untuk satu tujuan)
• Metoda Tipikal ( suatu norma yang didasarkan pada model
yang digenralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik)
• Metoda Terukur ( sekumpulan dugaan yang mampu

mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif)

M E T O D A K R I T I K D O K T R I N A L
• Doktrin sebagai dasar dalam pengambilan keputusan desain arsitektur
yang berangkat dari keterpesonaan dalam sejarah arsitektur.
• Sejarah arsitektur dapat meliputi : Nilai estetika, etika, ideologi dan
seluruh aspek budaya yang melekat dalam pandangan masyarakat.
• Melalui sejarah, kita mengenal :
Form Follow Function - Function Follow Form
Form Follow Culture - Form Follow World View
Less is More - Less is Bore
Big is beauty – Small is beauty
Buildings should be what they wants to be
Building should express : Structure, Function, Aspiration, Construction
Methods, Regional Climate and Material
Ornament is Crime - Ornament makes a sense of place, genius loci or
extence of architecture.
• Doktrin bersifat tunggal dalam titik pandangnya dan biasanya mengacu
pada satu ‘ISME’ yang dianggap paling baik.
K E R U G I A N M E T O D A K R I T I K
D O K T R I N A L

• Mendorong Segala Sesuatunya Tampak Mudah
• Mengarahkan Penilaian Menjadi Lebih Sederhana
• Menganggap Kebenaran Dalam Lingkup Yang Tunggal
• Meletakkan Kebenaran Lebih Kepada Pertimbangan Secara
Individual
• Memandang Arsitektur Secara Partial
• Memungkinkan Tumbuhnya Pemikiran Dengan Kebenaran Yang
“Absolut”
• Memperlebar Tingkat Konflik Dalam Wacana Teoritik Arsitektur
H A K I K A T M E T O D A  K R I T I K T E R U K U R

• Kritik Pengukuran menyatakan satu penggunaan bilangan atau angka hasil berbagai macam observasi sebagai
cara menganalisa bangunan melalui hukum-hukum matematika tertentu.
• Norma pengukuran digunakan untuk memberi arah yang lebih kuantitatif. Hal ini sebagai bentuk analogi dari ilmu
pengetahuan alam.
• Pengolahan melalui statistik atau teknik lain akan mengungkapkan informasi baru tentang objek yang terukur dan
wawasan tertentu dalam studi.
• Bilangan atau standard pengukuran secara khusus memberi norma bagaimana bangunan diperkirakan
pelaksanaannya.
• Standardisasi pengukuran dalam desain bangunan dapat berupa :
Ukuran batas minimum atau maksimum, Ukuran batas rata-rata (avarage), Kondisi-kondisi yang dikehendaki
Contoh : Bagaimana Pemerintah daerah melalui Peraturan Tata Bangunan menjelaskan beberapa sandard
normatif : Batas maksimal ketinggian bangunan, sempadan bangunan, Luas terbangun, ketinggian pagar yang
diijinkan
• Adakalanya standard dalam pengukuran tidak digunakan secara eksplisit sebagai metoda kritik karena masih
belum cukup memenuhi syarat kritik sebagai sebuah norma
Contoh :
Bagaimana Huxtable menjelaskan tentang kesuksesan perkawinan antara seni di dalam arsitektur dengan bisnis
investasi konstruksi yang diukur melalui standardisasi harga-harga.
• Norma atau standard yang digunakan dalam Kritik pengukuran yang bergantung pada ukuran
minimum/maksimum, kondisi yang dikehendaki selalu merefleksikan berbagai tujuan dari bangunan itu sendiri.
• Tujuan dari bangunan biasanya diuraikan dalam tiga ragam petunjuk sebagai beikut:
Tujuan Teknis ( Technical Goals)
Tujuan Fungsi ( Functional Goals)
Tujuan Perilaku ( Behavioural Goals)
T U J U A N T E K N I S
M E T O D E K R I T I K T E R U K U R

• Kesuksesan bangunan dipandang dari segi standardisasi ukurannya secara teknis
Contoh :
Sekolah, dievaluasi dari segi pemilihan dinding interiornya. Pertimbangan yang
perlu dilakukan adalah :
1. Stabilitas Struktur
• Daya tahan terhadap beban struktur
• Daya tahan terhadap benturan
• Daya dukung terhadap beban yang melekat terhadap bahan
• Ketepatan instalasi elemen-elemen yang di luar sistem
2. Ketahanan Permukaan Secara Fisik
• Ketahanan permukaan
• Daya tahan terhadap gores dan coretan
• Daya serap dan penyempurnaan air
3. Kepuasan Penampilan dan Pemeliharaan
• Kebersihan dan ketahanan terhadap noda
• Timbunan debu


T U J U A N F U N G S I
M E T O D E K R I T I K T E R U K U R


Berkait pada penampilan bangunan sebagai lingkungan
aktifitas yang khusus maka ruang harus dipenuhi melalui
penyediaan suatu area yang dapat digunakan untuk
aktifitas
Pertimbangan yang diperlukan :
• Keberlangsungan fungsi dengan baik
• Aktifitas khusus yang perlu dipenuhi
• Kondisi-kondisi khusus yang harus diciptakan
• Kemudahan-kemudahan penggunaan,
• Pencapaian dan sebagainya.

T U J U A N P E R I L A K U
M E T O D E K R I T I K T E R U K U R


• Bangunan tidak saja bertujuan untuk menghasilkan lingkungan yang dapat berfungsi dengan baik tetapi juga lebih
kepada dampak bangunan terhadap individu dan Kognisi mental yang diterima oleh setiap orang terhadap
kualitas bentuk fisik bangunan. Behaviour Follow Form
• Lozar (1974), Measurement Techniques Towards a Measurement Technology in Carson, Daniel,(ed) “ManEnvironment Interaction-5” Environmental Design Research Association, menganjurkan sistem klasifikasi ragam
elemen perilaku dalam tiga kategori yang relevan untuk dapat memandang kritik sebagai respon yang dituju :
Persepsi Visual Lingkungan Fisik
• Menunjuk pada persepsi visual aspek-aspek bentuk bangunan. Bahwa bentuk-bentuk visual tertentu akan
berimplikasi pada kategori-kategori penggunaan tertentu.
Sikap umum terhadap aspek lingkungan fisik
• Hal ini mengarah pada persetujuan atau penolakan rasa seseorang terhadap berbagai ragam objek atau situasi
• Hal ini dapat dipandang sebagai dasar untuk mengevaluasi variasi penerimaan atau penolakan lingkungan lain
terhadap keberadaan bangunan yang baru.
Perilaku yang secara jelas dapat diobservasi secara langsung dari perilaku manusia.
• Dalam skala luas definisi ini berdampak pada terbentuknya pola-pola tertentu (pattern) seperti : Pola pergerakan,
jalur-jalur sirkulasi, kelompok-kelompok sosial dsb.
• Dalam skala kecil menunjuk pada faktor-faktor manusia terhadap keberadaan furniture, mesin atau penutup
permukaan.
• Teknik pengukuran dalam evaluasi perilaku melalui survey instrumen-instrumen tentang sikap, mekanisme
simulasi, teknik interview, observasi instrumen, observasi langsung, observasi rangsangan sensor.
H A K I K A T M E T O D A
K R I T I K T Y P I K A L

• Studi tipe bangunan saat ini telah menjadi pusat perhatian teoritikus dan
sejarawan arsitektur karena desain menjadi lebih mudah dengan
mendasarkannya pada type yang telah standard, bukan pada innovative
originals (keaslian inovasi)
• Studi tipe bangunan lebih didasarkan pada kualitas, fungsi (utility) dan
ekonomi lingkungan arsitektur yang telah terstandarisasi dan terangkum
dalam satu typologi
• Menurut Alan Colquhoun (1969), Typology & Design Method, in Jencks,
Charles, “Meaning in Architecture’, New York: G. Braziller : Type
pemecahan standard justru disebut sebagai desain inovatif. Karena dengan
ini problem dapat diselesaikan dengan mengembalikannya pada satu
convensi (type standard) untuk mengurangi kompleksitas.
• March, Lionel and Philip Steadman (1974), The Geometry of Environment,
Cambridge : MIT Press, bahwa pendekatan tipopolgis dapat ditunjukkan
melalui tiga rumah rancangan Frank Lloyd Wright didasarkan atas bentuk
curvilinear, rectalinear dan triangular untuk tujuan fungsi yang sama.
• Typical Criticsm diasumsikan bahwa ada konsistensi dalam pola kebutuhan
dan kegiatan manusia yang secara tetap dibutuhkan untuk menyelesaikan
pembangunan lingkungan fisik



E L E M E N
K R I T I K T I P I K A L

Struktural (Struktur)
Tipe ini didasarkan atas penilaian terhadap lingkungan berkait dengan penggunaan material
dan pola yang sama.
• Jenis bahan
• Sistem struktur
• Sistem Utilitas dan sebagainya.
Function (Fungsi)
Hal ini didasarkan pada pembandingan lingkungan yang didesain untuk aktifitas yang sama.
Misalnya sekolah akan dievaluasi dengan keberadaan sekolah lain yang sama.
• Kebutuhan pada ruang kelas
• Kebutuhan auditorium
• Kebutuhan ruang terbuka dsb.
Form (Bentuk)
• Diasumsikan bahwa ada tipe bentuk-bentuk yang eksestensial dan memungkinkan untuk dapat
dianggap memadai bagi fungsi yang sama pada bangunan lain.
• Penilaian secara kritis dapat difocuskan pada cara bagaimana bentuk itu dimodifikasi dan
dikembangkan variasinya.
• Sebagai contoh bagaimana Pantheon telah memberi inspirasi bagi bentuk-bentuk bangunan
yang monumental pada masa berikutnya.
Menurut Mc. Donald (1976), The Pantheon, Cambridge: Harvard :
Secara simbolis dan ideologis Pantheon dapat bertahan karena ia mampu menjelaskan secara memuaskan
dalam bentuk arsitektur, segala sesuatunya secara meyakinkan memenuhi kebutuhan dan inspirasi utama
manusia. Melalui astraksi bentuk bumi dan imaginasi kosmos dalam bentuk yang agung. Arsitek Pantheon telah
memberi seperangkat simbol transedensi agama, derajad dan kekuatan politik.

K E U N T U N G A N M E T O D A
K R I T I K T I P I K A L

• Desain dapat lebih efisien dan dapat menggantungkan pada tipe
tertentu
• Tidak perlu mencari lagi panduan setiap mendesain
• Tidak perlu menentukan pilihan-pilihan visi baru lagi
• Dapat mengidentifikasi secara spesifik setiap kasus yang sama
• Tidak memerlukan upaya yang membutuhkan konteks lain.

K E R U G I A N M E T O D A
K R I T I K T I P I K A L

1. Desain hanya didasarkan pada solusi yang minimal
2. Sangat bergantung pada tipe yang sangat standard
3. Memiliki ketergantungan yang kuat pada satu type
4. Tidak memeiliki pemikiran yang segar
5. Sekadar memproduksi ulang satu pemecahan

A K I B A T Y A N G D I T I M B U L K A N
K R I T I K T I P I K A L

• Munculnya Semiotica dalam arsitektur, satu bentuk ilmu sistem tanda
(Science of sign systems) yang mengadopsi dari tipe ilmu bahasa. Walaupun
kemudian banyak pakar menyangsikan kesahihan tipe ini. Dan menyebut
Semiotica dalam arsitektur sebagai bentuk PSEUDO THEORITIC
• Munculnya Pattern Language sebagaimana telah disusun oleh Christoper
Alexander
• Banyak penelitian yang mengarah pada hanya sekadar penampilan bentuk
bangunan
• Lahirnya arsitektur yang tidak memiliki keunikan dan bangunan yang bersifat
individual.
• Munculnya satu bentuk tipikal arsitektur yang eternal dan menguasai daya
kreasi perancang
• Lahirnya periode historis suatu konsep menjadi sebuah paham yang bersifat
kolektif

Jumat, 10 April 2015

ISTILAH-ISTILAH DALAM PROYEK



Berikut ini adalah istilah-istilah yang sering digunakan dalam suatu Proyek :

1) Pemberi Tugas, berarti pihak yang menghendaki suatu pekerjaan dilaksanakan oleh pihak lain sehubungan dengan kepentingannya atas hasil pekerjaan tersebut, atau wakilnya yang ditunjuk dalam Pekerjaan.
2) Proyek Manager (PM) (selanjutnya di sebut PM) adalah seorang yang diangkat oleh Pemberi Tugas untuk bertindak sepenuhnya mewakili Pemberi Tugas dalam memimpin, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan ini di lapangan pada batas-batas yang telah di tentukan baik teknis maupun administratif.
3) Manajemen Konstruksi (MK) merupakan Wakil dari PM yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas PM. Dalam menjalankan tugasnya MK dibantu oleh beberapa orang yang masing-masing mempunyai keahlian dalam disiplin ilmu yang diperlukan proyek.
4) Konsultan Perencana Arsitektur (selanjutnya disebut Perencana Arsitektur) adalah pihak yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas untuk bertindak selaku Perencana (Arsitektur) pekerjaan ini, dalam batas-batas yang telah ditentukan baik teknis maupun administratif.
5) Konsultan Struktur (selanjutnya disebut Perencana Struktur) adalah pihak yang ditunjuk untuk bertindak selaku Perencana Struktur pada proyek ini dalam batas-batas yang telah ditentukan baik teknis maupun administratif.
6) Konsultan Mekanikal & Elektrikal (selanjutnya disebut Perencana M&E) adalah Pihak yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas untuk bertindak selaku Perencana Mekanikal dan Elektrikal pada proyek ini dalam batas-batas yang telah ditentukan baik teknis maupun administratif.
7) Quantity Surveyor (selanjutnya disebut Konsultan QS) adalah pihak yang diangkat oleh Pemberi Tugas untuk bertugas dalam pengawasan dan pengendalian keuangan proyek agar dalam hal penggunaannya tidak menyimpang dari perencanaan dan bertugas membantu PM dalam pembuatan dokumen lelang, dokumen Kontrak (termasuk pembuatan Bills of Quantities)dan evaluasi pekerjaan untuk pembayaran progress pekerjaan.
Konsultan Khusus adalah Pihak yang ditunjuk /diangkat oleh Pemberi Tugas untuk merencanakan pekerjaan-pekerjaan khusus/spesial.
9) Proyek atau Pekerjaan berarti seluruh pekerjaan termasuk pekerjaan sementara/persiapan dan pembersihan terakhir yang harus dilaksanakan sesuai dengan Dokumen Kontrak
10) Kontrak berarti perjanjian secara tertulis antara Pemberi Tugas dan Pemborong dengan kewajiban dari masing-masing pihak yang diatur dalam pasal-pasal dalam perjanjian ini. Kontrak berarti termasuk didalamnya semua lampiran yang disebut dalam daftar lampiran ini yang merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan dari kontrak ini.
11) Nilai Kontrak berarti berarti jumlah harga borongan keseluruhan dari pekerjaan yang tersebut dalam surat penawaran dan yang telah disetujui serta ditetapkan oleh Pemberi Tugas dalam Surat Perintah Kerja dan disahkan dalam Kontrak. Harga kontrak termasuk jasa dan PPn 10% dengan ruang lingkup kerja seperti di jelaskan dalam lampiran dokumen kontrak.
12) Nilai akhir Kontrak berarti Nilai Kontrak ditambah dengan nilai Pekerjaan Tambah/Kurang yang tercantum dalam Surat Perintah Kerja Tambah/Kurang (Variation Order) yang akan diterbitkan oleh PM/MK setelah disetujui oleh Pemberi Tugas.
13) Lapangan berarti daerah atau tempat lain dimana pekerjaan dilaksanakan, atau daerah/tempat lain yang ditunjuk oleh PM/MK untuk maksud-maksud sesuai dengan Perjanjian Kerja
14) Hari, berarti seluruh hari dalam kalender, tanpa mengurangi hari minggu, hari-hari besar, ataupun hari-hari libur lainnya.
15) Hari Libur adalah hari minggu dan hari libur yang diumumkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
16) Pemborong/Kontraktor berarti Pihak yang penawarannya telah diterima dan telah di beri Surat Pelulusan serta telah menandatangani Surat Perintah Kerja dengan Pemberi Tugas sehubungan dengan pekerjaan ini, termasuk wakil-wakilnya yang diberi kuasa oleh Pemborong/Kontraktor.
17) Sub Pemborong/Sub Kontraktor adalah Pihak yang dengan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas melaksanakan suatu bagian dari pekerjaan Pemborong/Kontraktor.
18) Wakil berarti seseorang yang diangkat secara resmi untuk melaksanakan tugas-tugas.
19) Dokumen Tender berarti dokumen lelang.
20) BQ atau Bills of Quantities adalah daftar uraian dan volume pekerjaan yang terdapat dalam dokumen-dokumen tender dan kontrak dan harga satuan dalam BQ dalam kontrak adalah harga satuan yang dipakai untuk menghitung biaya pekerjaan tambah atau kurang.
21) Biaya Cadangan (Contingency) adalah biaya yang telah disediakan dalam BQ dan milik Pemberi Tugas. Biaya tersebut dicadangkan untuk pekerjaan yang mungkin ada tetapi gambar perencanaan belum ada/ jelas atau digunakan jika ada pekerjaan yang di instruksikan oleh PM/MK setelah mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas. Pekerjaan yang dicadangkan ini mungkin dikerjakan oleh pemborong atau ditenderkan tersendiri oleh pemberi tugas. Meskipun contingency ini merupakan bagian dari harga kontrak tetapi prosentase uang muka dan penilaian progress atau pembayaran lain yang berhak diterima pemborong tidak termasuk nilai contingency ini. Jika nilai contingency ini tidak terpakai maka nilai ini akan dikeluarkan dalam nilai kontrak dan tidak ada kompensasi biaya yang dapat dimintakan pemborong atas hal ini.
22) Provisional Quantity adalah volume yang ada di BQ merupakan perkiraan dan akan dihitung kembali sesuai dengan gambar pelaksanaan, sedangkan harga satuannya mengikat.
23) Biaya perkiraan Harian adalah harga satuan upah tenaga kerja, bahan maupun peralatan yang digunakan sebagai acuan dalam menghitung pekerjaan tambah atas penggunaan tenaga orang atau peralatan. Harga satuan ini sudah harus termasuk semua hal yang diperlukan seperti alat penunjang, mob/ demob, operator, bahan bakar, insentif, bonus, pajak dsb.
24) Kontrak Lump Sum, adalah harga kontrak tetap, tidak berubah baik quantity maupun harga satuan kecuali terdapat perubahan (penambahan/ pengurangan) lingkup pekerjaan dan atau spesifikasi berdasarkan instruksi PM/MK. Nilai kontrak tidak berubah karena kenaikan harga BBM, tarif listrik, harga satuan bahan, upah, jasa, transport, pajak serta fluktuasi mata uang rupiah terhadap mata uang asing.
25) Gambar Kontrak berarti gambaran–gambaran yang dipakai sebagai dasar pembuatan Daftar Uraian dan Perhitungan Volume Pekerjaan (BQ) yaitu gambar-gambar yang didapat selama masa pelelangan dan menjadi dasar perhitungan Pemborong dalam mengajukan Penawaran pada Pelelangan pekerjaan serta penghitungan pekerjaan tambah / kurang.
26) Gambaran Pelaksanaan berarti gambaran-gambaran kontrak dan gambar-gambar revisi (kalau ada) yang diterima Pemborong dari Pemberi Tugas/PM/CM selama pelaksanaan disertai instruksi PM/CM mengenai perubahan/penambahan /pengurangan pekerjaan yang disetujui oleh Pemberi Tugas.
27) Shop Drawing (gambar Kerja) adalah gambar lengkap termasuk detail yang dibuat Pemborong berdasarkan Gambar Pelaksanaan yang diminta oleh PM/CM untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan.
28) As Built Drawing (gambar terlaksana) adalah gambar yang dibuat Pemborong berdasarkan kenyataan yang dilaksanakan


Bottom of Form