Selasa, 26 November 2013

ISU ARSITEKTUR LINGKUNGAN

Suhu Jakarta dikhawatirkan akan melonjak hingga setara dengan setengah air mendidih atau 50 derajat celcius. Potensi ini muncul kalau terjadi pembiaran pada dampak emisi gas rumah kaca yang makin tak terkendali. Apa solusinya?suhu udara di Jakarta pada tahun 1870 hanya berkisar 26 derajat celcius.
Ini sebanding dengan dinginnya suhu udara di kawasan Puncak Jawa Barat, atau sejuknya temperatur di perbukitan seperti di Batu Malang, Jawa Timur.
Tapi sekarang, seabad lebih kemudian, kota yang dulu bernama Jayakarta ini mengalami lonjakan kenaikan temperatur menjadi rata-rata 32 - 34 tiap harinya.
Bahkan, Jakarta pernah mencetak suhu tertinggi pada saat cuaca ekstrim hingga 37 derajat celcius. Apa pemicunya?
Ditemui secara terpisah, Ketua Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia, Tumpak Hutabarat, mengaku ikut cemas dengan potensi lonjakan suhu di kota berpenduduk terpadat di Indonesia ini.
Apalagi ia melihat belum adanya regulasi yang jelas tentang aturan pembangunan gedung-gedung pencakar langit dengan desain dominan berupa kaca-kaca di semua sisi bangunannya.
Tengok saja, betapa hampir semua gedung bank dan tower atau menara komersial amat dominan menggunakan bahan kaca yang tidak ramah pada pembentukan kesejukan udara karena sifatnya yang memantulkan panas, bukannya meredam atau menyerap.  
"Kalau muncul kecemasan suhu Jakarta bisa mencapai setengah air mendidih (50 derajat celcius), saya kira itu bukan tidak mungkin terjadi," tegas Tumpak. Selain efek rumah kaca, Walhi juga memperkirakan lonjakan suhu Jakarta bakal merangkak naik karena dampak longgarnya kebijakan pemasaran mobil murah.
Seperti diketahui, pemerintah memang melonggarkan produksi dan pemasaran mobil murah seperti dipamerkan di ajang 'Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013." Cukup banyak mobil jenis Multi Purpose Vehicle (MPV) yang dibanderol kurang dari Rp 100 juta.
Dengan harga mobil baru semurah itu, Jakarta diyakini akan semakin macet karena merajalelanya mobil murah di jalanan. Emisi gas buang karbondioksida dari knalpot kendaraan makin mengotori udara Jakarta. Suhu udara Jakarta pun terus merangkak naik.
"Ini kebijakan tabrakan antarpejabat. Jokowi (Gubernur Jakarta) maunya transportasi massal, biar mengurangi emisi kendaraan. Tapi Menteri Perindustrian melonggarkan aturan mobil murah. Ya tunggu saja dampaknya," kata Tumpak, seolah melempar warning (peringatan keras). 
Di sisi lain, Jakarta juga dilanda begitu banyak problem polusi yang menyumbang terjadinya perubahan iklim dan cuaca ekstrim. Semua jenis polusi ada di kota mayoritas warga pendatang ini, mulai polusi udara, polusi suara, pencemaran air, limbah pabrik, limbah rumahtangga dan gedung, cerobong asap pabrik, serta emisi karbon yang dilepas ribuan kendaraan yang mengaspal di jalanan saban hari.
Ia khawatir, jutaan ton polutan yang beterbangan di udara, mencemari air tanah hingga air laut itu bakal jadi bom waktu dan amat berisiko menjadikan Jakarta mengulang pengalaman pahit Pakistan.
Karena kombinasi masalah yang sama, Islamabad (ibukota Pakistan), pernah pernah dilanda cuaca ekstrim dengan suhu lebih dari setengah air mendidih. Persisnya 70,5 derajat celcius pada tahun 2010 lalu.
"Saat itu banyak orang meninggal karena dehidrasi dan tak tahan panas," tuturnya. Pengalaman sama terjadi di sebuah kota di India di tahun yang sama, yang mencetak angka temperatur 47 derajat celcius.
Sementara di Indonesia, dalam catatan Walhi, temperatur tertinggi pernah terjadi Kalimantan Tengah, tepatnya di daerah Pulang Pisau yakni 40 derajat celcius tahun 2012 lalu. Bahkan di tahun yang sama, kota Ketapang warganya tersiksa kenaikan suhu hingga 42 derajat celcius.
Kalau di Jakarta cuaca ekstrim dipicu efek rumah kaca, di Kalimantan pemicunya adalah parahnya kerusakan hutan yang dirambah untuk dieskploitasi kayunya guna kepentingan komersial dan perumahan.
"Yang pasti, kenaikan suhu daerah lain kan juga mengimbas ke Jakarta dan sebaliknya?" tegasnya.
Sebagai gambaran umum, problem Gas Rumah Kaca (GRK) di Kota Jakarta sendiri bersumber terutama dari energi (pembangkit/pemakaian listrik, transportasi, industri, rumah tangga, usaha komersial) dan limbah (baik limbah padat/sampah kota maupun limbah cair domestik).
2030, Emisi Karbo Naik Lima Kali Lipat
Data yang dilansir Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta menyebutkan, profil emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Kota Jakarta pada tahun 2005 lalu, penyumbang terbesarnya dari sektor transportasi dan pembangkit listrik.
Masing-masing persentasenya sebesar 44,89 persen dan 40,74% persen. Sedangkan sektor industri, sampah, dan rumah tangga persentasenya masing-masing sebesar 5,17 persen,  5,06 persen dan 4,10 persen.
Dari data tersebut, hasil perhitungan emisi GRK dari dua sumber utama adalah sektor transportasi dan pembangkit (pemakaian listrik) masing-masing sebesar 19,61 juta ton dan 17,79 juta ton CO2.
Bila tidak ada antisipasi serius, diperkirakan pada tahun 2030, emisi CO2 tersebut akan melonjak lebih dari lima kali lipat hingga mencapai lebih dari 200 juta ton CO2 mencemari atmosfer ibukota.
Tentunya emisi sebesar itu merupakan sebuah angka yang luar biasa bila hal tersebut tidak ditindaklanjuti. Bisa dibayangkan betapa makin tidak ramah ibukota negeri terhadap warganya sendiri.
Melalui situs Jakarta.go.id, Pemprov DKI Jakarta sendiri mengklaim tidak tinggal diam. Salah satunya dengan mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) No 2 Tahun 2005 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Kebijakan lain yakni Surat Keputusan (SK) Gubernur no. 141 yang mendesak semua kendaraan dinas Pemprov Jakarta menggunakan bahan bakar gas ramah lingkungan seperti CNG (Compress Natural Gas).
Ini pula yang telah digunakan moda transportasi TransJakarta (busway). Yang kedua adalah LPG (Liquid Petroleum Gas).
Minimnya Ruang Terbuka Hijau
Fenomena global warming dalam konteks kenaikan suhu udara memang sulit dihindari semua negara, semua kota. Tapi faktor pemicu lokal tak kalah memperparah.
Manager Building Construction Information (BCI) Asia Ashlakul Umam yang dikonfirmasi secara terpisah menuturkan, bahan bangunan berupa kaca sudah saatnya dilarang di Jakarta, karena sifatnya yang memantulkan panas dan bukannya meredam.
Standar ideal, struktur kaca pada tiap gedung harusnya tidak boleh lebih dari 30 persen. Tapi nyatanya banyak gedung mayoritas berkaca karena tampak mentereng dan 'angkuh.'
Sialnya, Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai peredam panas dan penghasil oksigen di Jakarta cuma tersedia tak lebih dari 10 persen dari total wilayah 65 ribu hektar.
Padahal Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Perkotaan mensyaratkan ketersedian RTH minimal 30 persen, terdiri atas 20 persen milik pemerintah dan 10 persen pribadi.
Parahnya lagi, pada tahun 2000 hingga 2005, Jakarta kehilangan 4.000 hektar RTH, terdiri atas 3.500 hektar kawasan resapan air di Jakarta Selatan dan 500 hektar di berbagai wilayah Jakarta akibat perubahan fungsi lahan.
"Padahal di mana ada ruang terbuka hijau, di situ udaranya lebih sejuk 2 derajat dibanding yang tidak ada pepohonan," tutur Umam kepada Tribunnews.com. Selain penyejuk udara alami, RTH juga menyerap karbondioksida yang dilepaskan kendaraan bermotor. 
Berdasarkan laporan yang dirilis WWF, Climate Change: Implications for Humans and Nature tahun 2007, suhu udara di Indonesia cenderung naik rata-rata 0,3 derajat celsius per tahun.
Jadi bisa dibayangkan, kalau temperatur Jakarta saat ini yang rata-rata 33-34 derajat celcius itu pelan-pelan akan terus merangkak naik, mendekati 50 derajat celcius atau separuh panasnya air mendidih! Bisa jadi lebih, seperti pengalaman Pakistan, terutama kalau problem pemicunya tidak segera diantisipasi.
Meski isu pemanasan global terus menghantui, anehnya aktifitas mengonsumsi bahan bakar fosil, limbah padat dan sebagainya malah terus mengalami lonjakan, semakin pula memperbanyak karbondioksida melayang-layang di atmosfir.
Pada saat yang sama terjadi perambahan hutan dengan alasan mendesaknya kebutuhan perumahan dan produksi pangan yang ujung-ujungnya menyumbang pemanasan global.
Di sisi lain penggunaan bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun. Hal yang sama terjadi di Indonesia, seiring lonjakan jumlah kendaraan yang mengaspal di jalanan maupun kebutuhan industri.
Untuk diketahui, total konsumsi energi Indonesia selama tahun 2007 sebesar 5,18 EJ. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merinci, konsumsi energi ini berasal dari energi fosil sebesar 95 persen, Hydropower 3,4 persen, panas bumi 1,4 persen, dan lainnya 0,2 perten (data tahun 2003).
Artinya, ketergantungan pada minyak dari perut bumi masih dominan.
Pencemaran lingkungan sulit dibendung. Sebuah riset menyebut Indonesia menjadi negara dengan tingkat polusi udara tertinggi ketiga di dunia. Bank Dunia bahkan memposisikan Jakarta sebagai kota dengan kadar polutan/partikulat tertinggi di jagat ini setelah Beijing, New Delhi dan Meksiko.
Divisi Pengkajian Ozon dan Polusi Udara di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebutkan, penyulut pencemaran udara terbesar di Indonesia adalah emisi gas buang dari kendaraan bermotor, yaitu sekitar 85 persen.
"Faktor perawatan kendaraan yang tidak memadai dan pemakaian bahan bakar yang boros, juga cenderung menghasilkan kadar timbal tinggi yang merusak kualitas udara," kata Tubagus Soleh Ahmadi, peneliti dari Walhi Jakarta, saat ditemui secara terpisah.
Peneliti lingkungan, Ir Rusman Sagala MT, lewat makalahnya memaparkan, kalau tahun 2005 volume emisi karbon (CO2e) di Jakarta mencapai 35,09 juta ton, maka diperkirakan pada tahun 2030 mendatang bakal tembus 113,94 juta ton.
Bisa dibayangkan dong, betapa buruknya kualitas udara Jakarta, rusaknya ozon dan gerahnya suhu udara. Aneka penyakit kulit dan gangguan pernafasan seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) menghantui.
Rusman menyebutkan, penyumbang terbesar emisi karbon adalah sektor industri sebesar 29 persen. Secara kasab mata memang mudah dibuktikan, karena Jakarta dikelilingi kota-kota industri. Keluar sedikit dari kota, cerobong asap pabrik mengepul di mana-mana.
Di peringkat kedua adalah limbah rumahtangga 24 persen, disusul gas buang transportasi 20 persen, sektor komersial 15 persen, timbunan sampah 6 persen, emisi lainnya 4 persen dan limbah cair 2 persen.
Rasanya semakin ngeri melihat makin besarnya potensi polutan di masa mendatang bila menilik cepatnya lonjakan jumlah kendaraan bermotor.
Untuk sepeda motornya saja, misalnya. Kalau pada 2005 jumlah sepeda motor yang melenggang di jalanan baru di angka 2,5 juta unit, maka pada 2029 diperkirakan tembus angka 14 juta lebih.
Jumlah mobil yang pada 2005 baru satu juta unit, maka 2029 ditaksir melonjak jadi empat juta unit!
Sementara berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, pada 2009, jumlah kendaraan bermotor mencapai 9.993.867 unit. Angka ini meningkat 15 persen pada  2010 dengan total angka 11.362.396, terdiri atas roda dua sebanyak 8.244.346 unit dan roda empat sebanyak 3.118.050 unit.
Angka ini belum termasuk jumlah angkutan yang melintas dalam satu trayek. Berdasar data Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya angkanya mencapai 859.692 unit.
Padahal panjang jalan di Jakarta cuma 7.650 km. Luas luas hanya jalan 40,1 km atau 0,26 persen dari luas wilayah DKI. Sedangkan pertumbuhan panjang jalan hanya 0,01 persen per tahun.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Royke Lumowa mengingatkan Jakarta bakal macet total alias stuck tak lama lagi, yakni 2014, tahun depan.
"Kalau melihat pertumbuhan kendaraan sekitar 700 per hari, maka kami prediksi 2014 jalan di Jakarta sudah stuck. Kalau tidak ada kebijakan membatasi angka kendaraan tentu akan semakin parah kondisinya," ujar Royke, Senin (1/8/2011) di Polda Metro Jaya kepada pers, termasuk Tribunnews.
Kecuali, bila obsesi transportasi massal ala Gubernur Jukowi bisa segera terwujud dan volume kendaraan bisa direm.
Tapi, lagi-lagi cita-cita ini bertabrakan dengan target kerja Kementerian Perindustrian yang mendorong sebanyak-banyaknya penjualan produk otomotif. Wah, ya repot!
Solusi Gas Rumah Kaca
Karena pemanasan global dipicu oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca yang melayang-layang di atmosfer, maka sumber emisi itu harus ditekan.
Apalagi sumbernya kalau aktivitas manusia yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil seperti pada kendaraan bermotor, juga penggunaan alat elektronik.
Walhi Jakarta meyakini, bila emisi gas rumah kaca tidak ditekan, diperkirakan tidak hanya pemanasan global yang mengintai tapi juga krisis air bersih di Jakarta akibat meningkatnya permukaan air laut yang mengintrusi air tanah serta makin tingginya frekuensi penyebaran penyakit yang ditularkan nyamuk.
"Ini karena meningkatnya suhu membuat masa inkubasi nyamuk makin pendek," kata Tubagus Soleh dari Walhi Jakarta kepada Tribunnews.
Pihaknya menyerukan kampanye memerangi efek rumah kaca, antara lain:
- Menggunakan penerangan listrik seperlunya dengan lampu yang hemat energi.
- Menggalakkan transportasi massal, menekan jumlah mobil pribadi.
-  Kalau perlu, gunakan kendaraan non-motor. Seperti dicontohkan Walikota Bandung, Ridwan Kamil, yang boro-boro mau menunggangi fasilitas mobil dinas yang nyaman, malah memilih gowes, naik sepeda dari dan ke kantor tempatnya bertugas, meski harus bercucuran keringat di tengah siang terik. 
- Moratorium penebangan hutan dan kampanye menanam pohon di setiap rumah.
Mengenai ide menanam pohon di tiap rumah ini, aktris Widyawati amat sepakat. "Coba bayangkan, kalau di depan tiap rumah ada satu pohon besar saja, betapa sumbangsihnya besar dalam menyerap karbon dan menyuplai oksigen buat sesama," timpal  pemain film senior Widyawati Sophiaan.
Karena itu, wanita yang tetap cantik di usia senja ini amat gembira melihat fenomena makin maraknya gaung gerakan go green, isu-isu back to nature, isu ramah lingkungan, dan kampanye sejenis lain.
"Saya lihat, program CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan-perusahaan dan institusi di Jakarta juga banyak yang mengarah ke gerakan menanam sejuta pohon dan sejenisnya. Baguslah!" gumam Widya.
Kini bermunculan pula LSM dan tokoh-tokoh penyelamat lingkungan di Jakarta. Tak sedikit yang menggaungkan produksi pangan organik yang konon pestisida kimia.
Aktivitas masyarakat menanam pohon mulai banyak dilakukan. Begitu juga kesadaran menggunakan barang yang berasal dari daurulang dan pengurangan plastik.
Walhi Indonesia masih mengingat pidato Presiden Yudhoyono pada suatu pertemuan internasional tentang lingkungan di Nusa Dua Bali, pada Februari 2010.
Pada pidatonya, SBY berjanji, Indonesia berkomitmen mengurangi emisi karbonnya sampai 26 persen pada tahun 2020.
Saat itu, SBY mengklaim sudah banyak kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia yang tujuannya meningkatkan penggunaan sumber energi non fosil (terbarukan).
"Janjinya indah, tapi implementasinya belum maksimal," tutur Tumpak Hutabarat, Ketua Walhi Indonesia.
Bukan Problem Terlalu Sulit
Kalau memang masalah besarnya adalah emisi gas rumah kaca, salah satu solusi yang ditawarkan Walhi adalah listrik ramah lingkungan sebagai sumber energi utama. Artinya listrik dengan pembangkit yang tidak memakai Bahan Bakar Minyak (BBM).
Cukup menggunakan energi air terjun atau hempasan angin dan matahari yang jelas-jelas melimpah ruah di segala penjuru Indonesia yang beriklim tropis ini.
Ini langkah mewujudkan janji mengurangi emisi karbon sampai 26 persen pada tahun 2020. Bahkan bisa melebihi target yang diperkirakan.
Kalau negeri ini telah berhasil dalam hal swasembada listrik, secara otomatis penggunaan bahan bakar fosil dapat ditekan. Mesin-mesin yang selama ini masih mempergunakan bahan bakar fosil dapat dialihkan ke listrik. Misalnya kendaraan listrik, mesin industri dan sebagainya.

Ketakutan pada isu temperatur Jakarta akan mendekati suhu setengah air mendidih bisa sirna.

http://www.tribunnews.com/metropolitan/2013/09/30/efek-rumah-kaca-suhu-jakarta-bisa-melonjak-hingga-setengah-air-mendidih

ARSITEKTUR LINGKUNGAN

Arsitek dan lingkungan sangat memiliki keterikatan yang tinggi. Artikel dibawah ini akan memaparkan kepada Anda bagaimana seorang arsitek dapat memberikan sumbangan besar pada pelestarian lingkungan hidup.

Definisi arsitektur sebenarnya sangatlah luas. Definisi arsitektur pun hingga saat ini masih sering diperdebatkan. Tetapi dalam rangka pengembangan peta jalan pengembangan industri arsitektur ini, maka arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia, sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan lingkungan ruang dari tingkat makro sampai dengan tingkat mikro.
Pada skala makro, arsitektur berkaitan dengan perencanaan tata kota (town planning, hingga perencanaan transportasi, urban/rural planning ), landscape planning, urban design. Sedangkan dalam skala mikro dimulai dari perencanaan interior ruangan hingga bangunan termasuk eksterior maupun taman.
Definisi lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
Dari uraian di atas, dapat di katakan bahwa definisi arsitektur lingkungan adalah ilmu bangun membangun yang berkaitan dengan perencanaan tata kota, landscape planning, urban design, interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam, yang meliputi air, tanah, udara, iklim, cahaya, bunyi dan kelembapan. Arsitektur lingkungan sangat berkaitan erat dengan arsitektur hijau (green architecture) karena sama - sama berhubungan dengan  sumber daya alam.
Tujuan Bangunan yang berwawasan Lingkungan

Bangunan yang berwawasan lingkugan adalah bangunan yang tanggap terhadap lingkungan di mana bangunan itu didirikan,yang tujuannya adalah memberikan pendidikan dan contoh bahwa bangunan itu didirikan dengan pertimbangan-pertimbangan yang berpihak kepada lingkungan, baik itu lokasi tapak bangunan, arah bangunan,material bangunan, konsep bentuk bangunan itu sendiri,serta energy yang akan di gunakan sebagai penunjang, ada beberapa tujuan prioritas dalam mendirikan bangunan yang berwawasan ekologi
1. Sebagai contoh atau panutan bagi masyarakat secara umum bahwa betapa pentingnya kita melakukan studi lingkungan terlebih dahulu sebelum bangunan didirikan
2. Memberikan arahan ke pada masyarakat tentang wujud serta bentuk bangunan yang sesuai dengan lingkungan serta budaya sekitar
3. memberikan contoh bagaimana perletakan tapak bangunan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan pengaruh yang negative terhadap lingkungan
4. Mengikutsertakan masyarakat dalam proses pembangunan, sehingga masyarakat dapat belajar, dan terciptanya peningkatan ekonomi lokal
5. memberikan contoh yang benar terhadap pengelolaan serta perawatan bangunan ekologi, baik itu fisik bangunannya, pengelolaan limbahnya, pengelolaan sumber kebutuhan serta energi sehari -hari, pengelolaan vegetasinya, dan yang terpenting adalah prilaku manusianya
6. memberikan kontribusi terhadap lingkungan sekitar untuk merawat sumber – sumber material lokal dan mengajak masyarakat untuk dapat memahami bersama bagaiman cara merawat, menggunakan serta mamanfaatkan sumber – sumber material lokal itu sendiri.

Sampah adalah salah satu permasalahan utama yang terjadi di lingkungan kita, karena memang secara langsung bahwa lingkungan juga menghasilkan sampah, baik itu lingkungan liar ataupun lingkungan yang terkelola, namun berbeda – beda pula jeneis sampah yang di hasilkan. Di kota medan Sendiri sampah yang di hasilkan rata – rata perhari sekitar 1,200 ton/hari, atau sekitar 4.800 M3/ hari, jika penduduk kota medan berkisar 20.000 000 maka sampah rata – rata yang di hasilkan per rumah tangga sekitar 5 -16 Kg / hari .
Di dalam Eko Arsitektur sampah adalah suatu attensi yang penting di dalam menciptakan suatu hunian atau kawasan yang Ekologis, Karena Suatu hunian tidak dapat di katakana Ekologis jika sampah tidak terkelola dengan baik, ada beberapa pengaruh negatif yang di hasilkan sampah terhadap hunian yang Ekologis, yaitu:
Ø Menyebabkan lingkungan hunian menjadi kotor dan dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran lingkungan
Ø Hilangnya nilai – nilai Estetika dan kenyamanan
Ø Menimbulkan Kerusakan terhadap fisik bangunan
Ø Dan pengaruh – pengaruh negatif lainnya
Untuk mengantisipasi hal – hal negatif di atas perlu di lakukan pengelolaan secara berkelanjutan, sehinga sampah – sampah tersebut dapat terkontrol dan bisa saja dapat termanfaatkan dengan baik, dengan cara Daur ulang, Pengkomposan, pengurukan, dan beberapa prinsip yang bias di terapakn di dalam lingkungan keseharian dengan sistem 4R, yaitu,:
a. Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
b. Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
c. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
d. Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.

http://ridozah.wordpress.com/2012/11/05/arsitektur-sadar-lingkungan/

Selasa, 14 Mei 2013

ASAL USUL SELAT BALI

Pada jaman dulu di kerajaan Daha hiduplah seorang Brahmana yang benama Sidi Mantra yang sangat terkenal kesaktiannya. Sanghyang Widya atau Batara Guru menghadiahinya harta benda dan seorang istri yang cantik. Sesudah bertahun-tahun kawin, mereka mendapat seorang anak yang mereka namai Manik Angkeran.
Meskipun Manik Angkeran seorang pemuda yang gagah dan pandai namun dia mempunyai sifat yang kurang baik, yaitu suka berjudi. Dia sering kalah sehingga dia terpaksa mempertaruhkan harta kekayaan orang tuanya, malahan berhutang pada orang lain. Karena tidak dapat membayar hutang, Manik Angkeran meminta bantuan ayahnya untuk berbuat sesuatu. Sidi Mantra berpuasa dan berdoa untuk memohon pertolongan dewa-dewa. Tiba-tiba dia mendengar suara, “Hai, Sidi Mantra, di kawah Gunung Agung ada harta karun yang dijaga seekor naga yang bernarna Naga Besukih. Pergilah ke sana dan mintalah supaya dia mau memberi sedikit hartanya.”
Sidi Mantra pergi ke Gunung Agung dengan mengatasi segala rintangan. Sesampainya di tepi kawah Gunung Agung, dia duduk bersila. Sambil membunyikan genta dia membaca mantra dan memanggil nama Naga Besukih. Tidak lama kernudian sang Naga keluar. Setelah mendengar maksud kedatangan Sidi Mantra, Naga Besukih menggeliat dan dari sisiknya keluar emas dan intan. Setelah mengucapkan terima kasih, Sidi Mantra mohon diri. Semua harta benda yang didapatnya diberikan kepada Manik Angkeran dengan harapan dia tidak akan berjudi lagi. Tentu saja tidak lama kemudian, harta itu habis untuk taruhan. Manik Angkeran sekali lagi minta bantuan ayahnya. Tentu saja Sidi Mantra menolak untuk membantu anakya.
Manik Angkeran mendengar dari temannya bahwa harta itu didapat dari Gunung Agung. Manik Angkeran tahu untuk sampai ke sana dia harus membaca mantra tetapi dia tidak pernah belajar mengenai doa dan mantra. Jadi, dia hanya membawa genta yang dicuri dari ayahnya waktu ayahnya tidur.
Setelah sampai di kawah Gunung Agung, Manik Angkeran membunyikan gentanya. Bukan main takutnya ia waktu ia melihat Naga Besukih. Setelah Naga mendengar maksud kedatangan Manik Angkeran, dia berkata, “Akan kuberikan harta yang kau minta, tetapi kamu harus berjanji untuk mengubah kelakuanmu. Jangan berjudi lagi. Ingatlah akan hukum karma.”
Manik Angkeran terpesona melihat emas, intan, dan permata di hadapannya. Tiba-tiba ada niat jahat yang timbul dalam hatinya. Karena ingin mendapat harta lebih banyak, dengan secepat kilat dipotongnya ekor Naga Besukih ketika Naga beputar kembali ke sarangnya. Manik Angkeran segera melarikan diri dan tidak terkejar oleh Naga. Tetapi karena kesaktian Naga itu, Manik Angkeran terbakar menjadi abu sewaktu jejaknya dijilat sang Naga.
Mendengar kematian anaknya, kesedihan hati Sidi Mantra tidak terkatakan. Segera dia mengunjungi Naga Besukih dan memohon supaya anaknya dihidupkan kembali. Naga menyanggupinya asal ekornya dapat kembali seperti sediakala. Dengan kesaktiannya, Sidi Mantra dapat memulihkan ekor Naga. Setelah Manik Angkeran dihidupkan, dia minta maaf dan berjanji akan menjadi orang baik. Sidi Mantra tahu bahwa anaknya sudah bertobat tetapi dia juga mengerti bahwa mereka tidak lagi dapat hidup bersama.
“Kamu harus mulai hidup baru tetapi tidak di sini,” katanya. Dalam sekejap mata dia lenyap. Di tempat dia berdiri timbul sebuah sumber air yang makin lama makin besar sehingga menjadi laut. Dengan tongkatnya, Sidi Mantra membuat garis yang mernisahkan dia dengan anaknya. Sekarang tempat itu menjadi selat Bali yang memisahkan pulau Jawa dengan pulau Bali.
Sumber: www.seasite.niu.edu

ASAL USUL DABAU TOBA

Di Sumatera Utara terdapat danau yang sangat besar dan ditengah-tengah danau tersebut terdapat sebuah pulau. Danau itu bernama Danau Toba sedangkan pulau ditengahnya dinamakan Pulau Samosir. Konon danau tersebut berasal dari kutukan dewa.
Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang petani yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih hidup sendirian. Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di sungai. “Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar,” gumam petani tersebut dalam hati. Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani itu bersorak kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar.
Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang menakjubkan. “Tunggu, aku jangan dimakan! Aku akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku.” Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. “Bermimpikah aku?,” gumam petani.
“Jangan takut pak, aku juga manusia seperti engkau. Aku sangat berhutang budi padamu karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata,” kata gadis itu. “Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi istrimu,” kata gadis itu seolah mendesak. Petani itupun mengangguk. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.
Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik jelita bersama petani tersebut. “Dia mungkin bidadari yang turun dari langit,” gumam mereka. Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Banyak orang iri, dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani. “Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhluk halus! ” kata seseorang kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Puteri. Namun mereka tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.
Setahun kemudian, kebahagiaan Petani dan istri bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putera. Kebahagiaan mereka tidak membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat. Ia menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri.
Lama kelamaan, Putera selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan Petani agar bersabar atas ulah anak mereka. “Ya, aku akan bersabar, walau bagaimanapun dia itu anak kita!” kata Petani kepada istrinya. “Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu. Kanda memang seorang suami dan ayah yang baik,” puji Puteri kepada suaminya.
Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani itu. Pada suatu hari, Putera mendapat tugas mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi Putera tidak memenuhi tugasnya. Petani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Di lihatnya Putera sedang bermain bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. “Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri ! Dasar anak ikan !,” umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan itu.
Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan semakin deras. Desa Petani dan desa sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.
Sumber: http://www.e-smartschool.com

ASAL USUL GUNUNG TANGKUBAN PARAHU

Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik. Konon menurut cerita rakyat parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang terbalik. Berikut ini ceritanya.
Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu. Tepat setelah kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi Anjing tersebut.
Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring se lalu ditemani bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa.
Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, Sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya.
Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.
Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.
Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu(perahu yang menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul. Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.
Sumber: http://www.bapusda.com

ilmu budaya dasar

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar

1. Pendekatan Kesusastraan
IBD, yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari the humanities orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Jadi the humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo humanus.
Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities, disamping tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan kedalam the humanities masih dapat diperdebatkan, dan kadang-kadang disesuaikan dengan keadaan dan waktu. Pada umunmya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya tennasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, clan. sebaginya. Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya. Karena itu ada yang menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang menterjemahkan menjadi pengetahuan budaya.
Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi. Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya.
Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pemyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada haketnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
Karena seni memegang peranan penting, maka seniman sebagai pencipta karya seni juga penting, meskipun yang lebih penting adalah karyanya. Seniman adalah media penyampai nilai-nilai kemanusiaan. Kepekaannya menyebabkan dia mampu menangkap hal yang lepas dart pengamatan orang lain.
IBD adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester, sebagai bagian dart MKDU. IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahti-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang tennasuk didalam pengetahuan budaya ( The Humanities ), Akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. Pada waktu menggunakan karya sastra, misalnya. Mahasiswa tidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan sebaginya. Memang seperti cabang-cabang the humanities lainnya, dalam Ilmu Budaya Dasar sastra tidak diajatkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus. Demikian juga filsafat, musik, seni rupa, dan sebagainya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu atau sebagian dart disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
2. Ilmu Daya Dasar yang Dihubungkan dengan Prosa
Prosa adalah cerita rekaan dan diartikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran,lakuan,peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Dalam kesusastraan kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
Prosa lama meliputi :
  • Dongeng: Cerita yang tidak benar-benar terjadi.
  • Hikayat: Cerita yang sulit diterima akal,merupakan cerita rekaan, namun memiliki Pesan dan amanat bagi pembacanya.
  • Sejarah: Kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal-usul.
Prosa baru Meliputi :
  • Kisah: Satuan naratif yang seringkali dibedakan dari cerita.
  • Cerpen: Suatu bentuk prosa naratif fiktif, cenderung padat dan langsung pada tujuannya,
  • Novel: Karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya berbentuk cerita.
  • Biografi: Kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
  • Otobiografi: Biografi yang ditulis oleh subyeknya.
3. Nilai-nilai dalam Prosa Fisik
Prosa fiksi dalah prosa yang mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra, nilai-nilai prosa fiksi antara lain:
  • Memberikan wawasan
  • Memberikan inforrmasi
  • Memberikan kesenangan
  • Memberikan warisan budaya
4. Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan Dengan Puisi
Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenal kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang artistic/esthetic, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata – katanya.
Kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
  • Figura bahasa
  • Kata – kata yang bermakna ganda.
  • Kata – kata berjiwa.
  • Kata – kata yang sudah diberi nilai-nilai,rasa,dan asosiasi-asosiasi tertentu.
alasan – alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan IBD adalah sebagai berikut :
  • Hubungan puisi deengan pengalaman hidup manusia.
  • Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
  • Puisi dan keinsyafan social


sumber :
http://gerdysangpenakluk.blogspot.com/2012/01/pendekatan-kesusastraan.html
http://bagastripujiantoro-blogspot.blogspot.com/2011/11/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam.html